Keutamaan Lailatul Qadar
Lailatul Qadar adalah malam yang penuh berkah. Allah berfirman dalam ayat kedua dan ketiga surah Ad-Dukhan:
وَالْکِتَبِ الْمُبِینِ؛ إِنَّا أَنزَلْنَهُ فى لَیْلَةٍ مُّبَرَکَةٍ إِنَّا کُنَّا مُنذِرِینَ
“Demi Kitab (Al Quran) yang menjelaskan, Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan.” Seperti halnya Alquran yang penuh dengan kebaikan dan kebaikannya meliputi keadaan orang-orang yang merujuknya, demikian pula halnya dengan Lailatul Qadar, dan barangsiapa yang memuliakannya dan berusaha menghidupkannya, maka ia akan mendapat kebaikan yang melimpah pada malam ini. Alquran menganggap malam ini lebih baik dari seribu bulan. (QS. Al-Qadr: 3)
Lailatul Qadar juga merupakan malam turunnya Alquran. Sebagian besar ahli tafsir meyakini bahwa pada malam ini, Alquran diturunkan kepada Nabi (saw) sekaligus, yang disebut dengan "Wahyu Daf’i"; kemudian, selama 23 tahun, Alquran diturunkan “secara bertahap”.
Lailatul Qadar adalah malam penentuan nasib manusia dan penentuan urusan dunia. Pada malam ini, "malaikat dan ruh" turun ke bumi untuk menurunkan kepada penduduk bumi satu tahun takdir dunia (QS. Al-Qadr: 4). Allah berfirman dalam ayat keempat surah Ad-Dukhan:
فِیهَا یُفْرَقُ کلُّ أَمْرٍ حَکِیمٍ
“Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”. Ayat ini menekankan bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang di dalamnya segala perkara dirinci dan dirinci menurut hikmah Allah, dan segala persoalan yang menentukan ditakdirkan pada malam itu.
Malam ini juga merupakan malam pengampunan dosa. Menurut beberapa riwayat, di bulan Ramadan, setan dibelenggu dan pintu surga dibuka bagi orang-orang beriman. Diriwayatkan dari Nabi saw: “Barangsiapa yang menghidupkan Lailatul Qadar dalam keadaan beriman serta beriman kepada Hari Kiamat, maka diampuni segala dosanya”. (HRY)
