IQNA

IQNA:

Infiltrasi Wahabi di Benua Hitam untuk Melawan Rival-Rival dari Dunia Islam

10:39 - January 05, 2021
Berita ID: 3474931
TEHERAN (IQNA) - Investasi Saudi dalam bidang budaya dan agama, mengingat populasi Muslim yang besar di benua itu dan tentu saja, ketakutan akan kehadiran kekuatan lain di dunia Islam, seperti Iran dan Turki, telah membuat mereka mencoba menggunakan berbagai cara untuk memublikasikan Wahabisme, ideologi yang dikehendaki.

IQNA melaporkan, selain pengaruh politik dan keamanan, kehadiran Arab Saudi di benua Afrika sangat signifikan dalam dimensi ekonomi. Secara umum, Afrika dapat dikatakan sebagai kawasan investasi terbesar di dunia dalam hal kapasitas ekonominya, yang menarik banyak negara mulai dari China hingga Uni Eropa dan Amerika Serikat. Sumber daya mineral yang berharga dan beragam, populasi muda dan tenaga kerja murah telah menjadikan benua Afrika tempat yang ideal bagi investor asing. Sementara itu, Arab Saudi menganggap benua itu sebagai tempat yang baik untuk investasi ekonomi karena masalah seperti kesamaan agama, prevalensi bahasa Arab di sejumlah negara di utara dan timur benua, dan kedekatan geografisnya.

Arab Saudi saat ini adalah investor terbesar kelima di Afrika, dengan sekitar $ 4 miliar diinvestasikan di seluruh benua, menurut statistik yang dirilis oleh situs African Bussiness magazine pada tahun 2019. Investasi Saudi baru-baru ini di Afrika berfokus pada pertanian, air, energi, dan perumahan.

Tentu saja, ekonomi bukan satu-satunya minat Saudi dalam berinvestasi, dan para pemimpin Saudi mengejar tujuan yang lebih besar di Benua Hitam. Investasi Al Saud dalam bidang budaya dan agama, mengingat populasi Muslim yang besar di benua itu dan ketakutan akan kehadiran kekuatan lain di dunia Islam, seperti Iran dan Turki, telah membuat mereka mencoba menggunakan berbagai metode untuk memublikasikan ideologi yang mereka kehendaki.

Perguruan Tinggi Pendidikan Islam merupakan salah satu jurusan terpenting dan berpengaruh dalam bidang agama. Beberapa universitas seperti Universitas Islam Madinah dan Universitas Islam Riyadh telah mengajar ribuan imam jamaah dan mubaligh agama dengan beasiswa pendidikan sejak tahun 1970, dan Muslim Afrika merupakan sebagian besar dari beasiswa yang disumbangkan oleh universitas-universitas ini. Sekembalinya mereka, para alumnus universitas tidak hanya akan memublikasikan Wahabi yang diinginkan oleh pejabat Saudi di masjid-masjid, yang sering dibangun dengan uang Riyadh, tetapi juga akan sangat bergantung pada pemerintah yang mendidik mereka.

Infiltrasi Wahabi di Benua Hitam untuk Melawan Rival-Rival dari Dunia Islam

Saat ini, golongan para mubalig yang telah keluar masuk universitas ini selama tiga dekade, memegang beberapa posisi religius tertinggi di Afrika dan sampai taraf tertentu mempengaruhi otoritas politik negara.

Di bidang sosial, pemerintah Saudi juga sangat aktif. Beberapa badan amal Saudi menyumbangkan dana ke negara-negara Afrika, sehingga secara tidak langsung meningkatkan pengaruh pemerintah Wahabi Saudi.

Infiltrasi Wahabi di Benua Hitam untuk Melawan Rival-Rival dari Dunia Islam

Secara politik, pengaruh Arab Saudi di negara-negara Afrika telah menyebabkan beberapa negara di benua itu bergerak menuju kebijakan Saudi; Sebuah kebijakan yang paling ditakuti di kalangan Muslim Afrika karena takut akan pengaruh negara-negara seperti Iran (simbol pemerintahan Syiah), Turki (sebagai Islam sekuler), Indonesia dan Malaysia (sebagai simbol Islam yang sesuai dengan dunia modern). Putusnya hubungan antara beberapa negara Afrika seperti Djibouti dan Sudan dengan Iran setelah peristiwa kedutaan Saudi di Teheran dan dengan Qatar setelah eskalasi ketegangan politik antara Riyadh dan Doha dan blokade ekonomi Qatar adalah di antara efek dari kebijakan tersebut. (hry)

 

3945404

captcha